Senin, 08 Maret 2010

Keutamaan Memelihara Anak Yatim

KISAH BAROKAH BERBUAT BAIK KEPADA JANDA DAN ANAK YATIM
Ada sebuah kisah berkenaan dengan berbuat baik kepada janda dan anak yatim. Adalah satu keluarga yang masih merupakan keturunan sahabat Ali bin Abi Thalib. Mereka tinggal di luar tanah arab, di kota Balkh dengan kecukupan. Seorang suami, istri dan anak-anak perempuan. Suatu hari meninggallah sang suami, dan kehidupan pun berbalik 180 derajat. Janda dan anak-anak perempuannya jatuh miskin. Akhirnya mereka pun meninggalkan negeri mereka khawatir akan kejahatan orang-orang yang tidak suka dengan keberadaan mereka. Kebetulan ketika itu musim dingin sedang hebat-hebatnya. Ketika memasuki sebuah negeri wanita itu menempatkan anak-anaknya di sebuah masjid tua yang sudah lama tidak dipakai. Ia sendiri pergi mencarikan sesuap makanan untuk mereka. Malam itu ia melewati dua komplek; pertama dipimpin oleh seorang lelaki muslim yang adalah syaikhul balad, petinggi negeri itu. Satu komplek lagi dipimpin oleh seorang lelaki majusi yang adalah dlaminul balad , kepala keamanan negeri. Wanita itu menemui lelaki muslim terlebih dahulu dan menceritakan keadaannya kepadanya. Katanya, “Saya adalah seorang wanita ‘alawiyyah , keturunan Ali bin Abi Thalib. Saya membawa anak-anak perempuan yang yatim, yang saya tempatkan di sebuah masjid tua. Saya minta bantuan makanan buat mereka malam ini.” Lelaki itu menjawab, “Datangkan bukti bahwa kamu ini benar-benar seorang wanita ‘alawiyyah yang mulia.” Wanita itu berkata, “Saya adalah seorang asing di negeri ini. Siapa yang mengenali saya?” Lelaki itu berpaling dan tidak mau menolongnya. Wanita itu pergi dengan hati yang berkeping-keping. Maka ia pun menemui lelaki majusi, menjelaskan keadaannya. Ia ceritakan bahwa bersamanya ada anak-anak perempuan yang yatim dan ia sendiri adalah seorang perempuan keturunan baik-baik yang asing. Ia juga menceritakan kejadian antara dia dan syaikhul balad . Orang majusi itu bangkit dan menyuruh istrinya untuk menjemput anak-anak perempuan wanita itu. Mereka diberi makanan yang lezat dan pakaian yang indah. Mereka menginap di rumah itu dengan penuh kenikmatan dan kemuliaan. Pada malam itu juga orang muslim yang telah menolak wanita janda itu bermimpi sepertinya kiamat sudah terjadi. Panji pun telah dikibarkan di atas kepala Nabi SAW. Tiba-tiba tampak sebuah istana yang terbuat dari zamrud hijau, serambinya terbuat dari mutiara dan mirah delima, dan kubahnya terbuat dari mutiara dan permata marjan. Lelaki itu bertanya, “Wahai Rasulullah, untuk siapakah istana ini?” “Untuk seorang lelaki muslim ahli tauhid.”, jawab beliau. Orang itu berkata,”Wahai Rasulullah, aku seorang muslim ahli tauhid.” Rasulullah bersabda, “Datangkan bukti bahwa kamu adalah seorang muslim ahli tauhid!”, jawab beliau. Maka orang itu kebingungan. Lalu Rasulullah menjelaskan, “Ketika kamu dimintai tolong oleh seorang wanita ‘alawiyyah itu kamu mengatakan ‘datangkan bukti bahwa kamu benar-benar seorang ‘alawiyyah.’ Begitu juga denganmu sekarang. Coba datangkan bukti bahwa kamu benar-benar seorang muslim.” Lelaki itu terbangun dan sangat bersedih telah menolak wanita itu. Maka ia berkeliling ke seluruh penjuru kota mencari wanita itu sampai ada yang menunjukkan kepadanya bahwa wanita itu ada di rumah seorang majusi. Ia mendatanginya dan berkata, “Aku ingin menjemput wanita yang mulia, wanita ‘alawiyyah beserta anak-anaknya.” Orang itu berkata, “Tidak bisa! Aku telah mendapatkan barokah yang tidak terhingga atas kedatangan mereka.” “Aku beri kamu seribu dinar dan serahkan mereka kepadaku,” rayu si muslim. “Tidak bisa!”, jawab orang itu. “Harus!”, kata si muslim lagi. Orang itu berkata lagi, ”Apa yang kamu inginkan sungguh aku lebih berhak memilikinya. Istana yang kamu lihat dalam mimpimu itu diciptakan bagiku. Apakah kamu akan menunjukkan kepadaku tentang Islam? Demi Allah, aku dan keluargaku tidak tidur tadi malam kecuali bahwa kami semua sudah masuk Islam berkat wanita itu. Dan aku pun bermimpi seperti yang kau impikan.” Rasulullah berkata kepadaku, “Apakah wanita ‘alawiyyah dan anak-anaknya bersamamu?” Aku jawab, “Ya, wahai Rasulullah.” Lalu beliau bersabda, “Istana ini untukmu dan keluargamu. Kamu dan keluargamu menjadi penghuni surga. Kamu diciptakan sebagai mukmin oleh Allah sejak zaman azali.” Si muslim pun pulang dengan penuh rasa sedih dan kecewa. Tidak ada yang tahu sedalam apa kesedihan dan kekecewaannya selain Allah.

Dinukil dari buku Dosa-dosa Besar, bab Memakan Harta Anak Yatim dan Menzhaliminya oleh Imam Adz-Dzhabi

Jumat, 05 Maret 2010

Pay Al-kahfi

Buat Lencana Anda

Mengenal Yayasan Al-Kahfi

Yayasan Al-Kahfi dirintis sejak tahun 2001 sebagai sebuah kegiatan sosial yang memberi bantuan kepada yatim, dhuafa dan fakir miskin khususnya dalam penyantunan/pembinaan sekolah yang tergabung dalam kelompok As-Salim.
Yayasan Al-Kahfi bergerak pada bidang penyelenggaraan pendidikan, memberi santunan kepada fakir miskin, dhuafa termasuk anak yatim piatu dan jompo. sejak tanggal 21 Desember 2006 Yayasan Al-Kahfi tercatat dalam Akte Notaris: Suharto, SH. No. 04 tahun 2006.

Program Pembinaan
Saat ini Yayasan Al-Kahfi telah menampung dan menyantuni sebanyak 50 anak asuh mukim dan non mukim, mereka terdiri dari putra 26 anak dan putri 24 anak, dengan kisaran usia 5 sampai 18 tahun.
Dibidang pendidikan Yayasan Al-Kahfi mengupayakan pemenuhan pendidikan yang layak bagi anak asuh, diantaranya: pendidikan formal mulai SD sampai SMU/SMK/Aliyah, dan pendidikan diniyah (keagamaan). selain itu juga memberikan pelatihan anak asuh dengan berbagai keterampilan sesuai dengan minat dan bakat masing-masing.

Pendidikan Formal
- Beasiswa peduli anak yatim
- Beasiswa peduli dhuafa
- Sekolah anak asuh

Pendidikan non Formal
- Bimbingan baca tulis dan hafal Al-Qur'an
- Bimbingan Bhs, Arab dan Inggris
- Bimbingan mata pelajaran

No. Rekening Donasi Cinta Anak Yatim dan Dhuafa
Bank Danamon cab. Sidoarjo No. Rek. 13750351 a.n. Yayasan Al-Kahfi

Yayasan Al-Kahfi
Jl. Raya Kemiri No. 110 RT. 03 RW. 01 Sidoarjo
Telp. 031 8064490; 031 71412263; 0856338432
Email: alkahfisda@yahoo.co.id